Category Archives: Guyonan Sufi

Canda NABI SAW nan Sederhana dan Cerdas

Standar

7a - Muhammad SAW

Baginda NABI MUHAMMAD SAW dikenal sebagai pribadi yang bijak, akrab dan hangat. Tidak memposisikan diri lebih tinggi dan istimewa dari orang lain meskipun sesungguhnya Beliau adalah orang yang istimewa dan diistimewakan. Dalam banyak riwayat diceritakan bagaimana mulianya ahlak NABI MUHAMMAD SAW dalam pergaulan dan kehidupannya sehari-hari. Seperti misalnya ketika membangun masjid bersama para Sahabat, tak canggung dan tak kikuk Beliau mengangkat batu-batu, dan ketika ada Sahabat yang mencoba untuk mengambil batu itu dari Beliau, NABI MUHAMMAD SAW tidak mengijinkannya. Atau kisah tentang Beliau yang mengikatkan batu-batu kerikil pada perutnya hanya karena tidak ingin diketahui oleh para Sahabat bahwa beliau belum makan dan tengah bersusah-payah menahan lapar.

Kehangatan dan kedekatan NABI MUHAMMAD SAW dengan umat juga tercermin dalam beberapa riwayat yang menceritakan humor atau canda Beliau yang sederhana, cerdas, dan menyegarkan. Apabila NABI MUHAMMAD SAW bercanda, terlihat giginya yang putih berjajar rapi karena NABI MUHAMMAD SAW sering bersiwak dan selalu menjaga kebersihan giginya. Jika NABI MUHAMMAD SAW merasa senang, tidak pernah tertawa terbahak bahak.

Berikut ini beberapa kisah tentang canda NABI SAW yang sederhana dan cerdas itu. Read the rest of this entry

Sufistik Sehari-hari

Standar

6a - Sufistik Sehari-hari

Sufistik identik dengan kebersahajaan. Sikap maupun perilaku sufistik tidak hanya dimiliki oleh para Darwis atau Kiyai pada level tertentu. Manusia kebanyakan, disadari ataupun tanpa disadari, tak jarang menunjukkan sikap sufistik. Biasanya perilaku tersebut tumbuh oleh pengalaman dan tempaan dalam kehidupan mereka. Sebut saja istilah “SANJUNGAN ADALAH TEROR” dan “KRISTALISASI KERINGAT” yang sering dilontarkan oleh komedian ternama Mas Tukul Arwana. Betapa kata-kata tersebut mengandung makna cukup mendalam, bahwa kita hendaknya tidak mabuk pujian atau sanjungan. Bahwa yang pantas mendapatkan segala bentuk pujian hanyalah Yang Maha Kuasa. Dan juga sebagai manusia kita hendaknya senantiasa bekerja dan berusaha keras demi memenuhi kebutuhan hidup kita hingga keringat-keringat yang bercucuran mengkristal. Jelas sekali Mas Tukul menyikapi hal itu dengan humor segar yang menghibur. Dan yang demikian itu cukup bersahaja. Kebersahajaan adalah perilaku sufistik. Read the rest of this entry

Kepolosan ANAK-ANAK

Standar

5a - Kepolosan Anak-anak

Kepolosan anak dalam berperilaku seringkali mengundang tawa bahkan keheranan, karena tak jarang apa yang mereka perbuat atau katakan seolah sebuah nasehat dari ‘orangtua’. Kata-kata itu seperti hadir dari ‘dunia lain’. Keingintahuan mereka juga sering membuat dahi orangtuanya berkerut. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita tidak mudah untuk menemukan jawaban yang tepat bagi usia mereka. Atau malah… kita sesungguhnya tidak tahu jawabannya… he-he-he-he-he…

Berikut ini adalah kisah-kisah yang mengundang senyum bahkan tawa berdasarkan kejadian nyata tentang kepolosan anak-anak, yang di antaranya adalah merupakan pengalaman pribadi. Read the rest of this entry

Sentilan SANG GURU

Standar

SangGuru

SABAR
Seorang anak muda mendatangi seorang Guru Sufi untuk belajar tasawuf. Ia pun segera mendapatkan pelajaran pertamanya tentang ‘sabar’. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan… Sang Guru hanya menerangkan tentang ‘sabar’. Sampai pada suatu kesempatan, anak muda itu bertanya pada gurunya mengapa sudah sekian lama ia belajar, hanya ‘sabar’ saja yang dijelaskan oleh Sang Guru.
Dengan tenang Sang Guru menjawab, “Bagaimana aku bisa menjelaskan tentang hal lainnya sementara kamu belum ‘sabar’.” Read the rest of this entry

ABUNAWAS Si Penggeli Hati (2)

Standar

AbuNawas

KAMBING BUKAN KELEDAI
ABUNAWAS memutuskan untuk menjual satu-satunya keledai yang dimilikinya demi mengatasi masalah ekonomi keluarganya. Ia membawa keledai itu ke pasar.
“Apakah engkau akan menjual kambingmu?” tanya seseorang di tengah jalan sebelum ABUNAWAS sampai ke pasar.
ABUNAWAS terkejut. Yang dituntunnya adalah keledai, mengapa orang itu mengatakannya sebagai kambing.
“Ini bukan kambing,” jelas ABUNAWAS.
“Kalau bukan kambing, lalu apa?” tanya orang itu.
“Keledai!” tegas ABUNAWAS.
“Kalau engkau yakin itu keledai, jual saja ke pasar dan dan tanyakan pada mereka,” kata orang itu haqqul yakin sambil berlalu.
ABUNAWAS meneruskan perjalanannya. Ia menunggangi keledainya.
“Mengapa kau menunggang kambing?” tegur seseorang dari pinggir jalan.
“Ini bukan kambing tapi keledai.” Read the rest of this entry

ABUNAWAS Si Penggeli Hati (1)

Standar

AbuNawas

ABUNAWAS adalah seorang pujangga besar kesayangan Sultan Harun Al Rasyid. Konon ia adalah penyair yang gemar berfoya-foya dan melantunkan syair-syair puitisnya dalam keadaan mabuk. Ketika kemudian bertaubat, ABUNAWAS menjadi seorang pelaku sufi yang bijaksana. Kecerdikannya dalam mencermati dan menemukan jalan keluar bagi setiap masalah seringkali terkesan konyol dan lucu. Bahkan Sultan Harun Al Rasyid yang seringkali dikerjai oleh ABUNAWAS tak bisa melepaskan diri dari rasa kagum terhadap sosok dan kebijakannya.

Kekonyolan dan kelucuan ABUNAWAS yang sesungguhnya menawarkan kebijakan dan pencerahan, tidak hanya dilakukannya semasa hidup saja. Bahkan ketika dia sudah meninggal, sebagaimana wasiatnya, di depan makamnya dibangun sebuah pintu besi dengan gembok besar, tapi di sekelilignya tidak ada tembok lain yang mengitari. Jadi… kita bisa langsung ke makamnya dengan melewati sebelah gerbang itu. Konyol bukan? Ya… tapi sungguh bijak. ABUNAWAS mengingatkan kita bahwa kematian akan tetap datang pada kehidupan tanpa terhalangi. Read the rest of this entry

Kebijakan Jenaka NASRUDIN (2)

Standar

Nasrudin

Pada suatu kesempatan ketika NASRUDIN sedang berkhutbah di sebuah masjid, dilihatnya para jamaah terkantuk-kantuk bahkan ada yang tertidur lelap. Maka berteriaklah Sang Mullah secara tiba-tiba, “Api! Api! Api!”
Karuan saja terjadi keriuhan dalam masjid. Para jamaah yang mengantuk dan yang sempat tertidur jadi terbangun. Ada yang spontan melompat. Ada yang membelalak dengan pandangan kaget. Ada yang menoleh kiri-kanan kalut. Ada juga yang langsung berteriak, “Mana-mana? Di mana apinya?”
NASRUDIN mengacuhkan kebingungan jamaah dan meneruskan khutbahnya dengan suara lantang, “API YANG DAHSYAT DI NERAKA, BAGI MEREKA YANG LALAI DALAM BERIBADAH.” Read the rest of this entry

Kebijakan Jenaka NASRUDIN (1)

Standar

Nasrudin

Namanya NASRUDIN HOJA, seorang sufi yang hidup pada abad kekhalifahan Islam di kawasan sekitar Turki hingga penaklukan Bangsa Mongol. Kisah-kisah tentangnya begitu menarik, lucu, hingga menggelitik nalar dan nurani. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa di balik kelucuannya terkandung pesan dan nasehat yang bijak. Sejak muda NASRUDIN memang dikenal senang membikin ulah hingga menarik perhatian orang lain. Gurunya yang bijak bernubuwat: “Kelak, saat engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang bijak. Tetapi, sebijak apapun dirimu, orang-orang akan menertawaimu.” Sesungguhnya keberadaan NASRUDIN masih diperdebatkan antara fiktif dan sejarah. Meskipun banyak teori tentang biografinya, namun belum cukup memberi data yang valid.

Berikut ini beberapa kisah kebijakan NASRUDIN yang menggelitik nalar dan nurani itu.

Dalam sebuah kesempatan, seorang sahabatnya bertanya, “Nasrudin, berapa umurmu?”
Dengan mantap NASRUDIN menjawab, “Empat puluh tahun.”
Sahabatnya itu terlihat bengong. “Bukankah dua tahun lalu, ketika aku tanya dengan hal yang sama, kamu juga menjawab umurmu empat puluh tahun?”
NASRUDIN tersenyum. “Betul.”
Sahabatnya masih bingung. “Bagaimana bisa begitu?”
“O… itu namanya saya orang yang konsisten dengan umur.” Read the rest of this entry

Humor Segar GUS DUR (2)

Standar

Masih melanjutkan canda-canda segar yang pernah dilontarkan oleh GUS DUR, berikut adalah kelakar penyegar pikiran lainnya dari Sang Guru Bangsa.

DIKEJAR SERDADU ISRAEL
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade. Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas.
Sebuah peristiwa bersejarah pernah terjadi di salah satu pertandingan olimpiade. Seorang pelari asal Suriah merebut medali emas. Bahkan sang pelari berhasil memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya dengan selisih waktu yang terpaut jauh. Tak ayal lagi dia langsung dikerubuti wartawan.
“Apa sih rahasia kemenangan Anda?” tanya seorang wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah. “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.” Read the rest of this entry

Humor Segar GUS DUR (1)

Standar

Siapa yang tak kenal Gus Dur? Seorang tokoh besar bangsa ini yang sangat layak dan pantas menyandang gelar sebagai GURU BANGSA. Gus Dur yang membumi, pemikir hebat, ulama, negarawan, dan ‘sang pujangga cinta sejati’ yang selalu mencontohkan kepada kita tentang kerukunan, saling menghormati dan menghargai dalam keberagaman dan kemajemukan bangsa. Gus Dur telah membuktikan diri sebagai perekat demi menjaga kerukunan bangsa ini meskipun tidak sedikit orang berusaha untuk merusaknya. Gus Dur juga dikenal luas sebagai sosok yang humoris. Leluconnya khas, sederhana, dan mengena. Itu kerena lelucon Gus Dur begitu dekat dengan realita baik politik, agama, budaya, bahkan keseharian manusia. Tidak bertujuan menjatuhkan atau menghina kelompok tertentu meskipun humor-homornya tak jarang mengenai kelompok tertentu termasuk NU sendiri. Bahkan kita seringkali merasa seperti diajak bercermin dan instropeksi diri melalui lelucon yang dilontarkan oleh Beliau.

“Dengan lelucon kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor pikiran kita jadi sehat,” demikian menurut Gus Dur. Read the rest of this entry